Masih ingat film pay it forward? Film drama yang dibintangi Haley Joel Osment, Helen Hunt dan Kevin Spacey ini bercerita tentang seorang anak yang mengajukan teori unik tentang kebaikan. Si anak yang diperankan dengan baik oleh Haley Joel Osment berpendapat jika kita mendapat kebaikan dari seseorang, maka kita harus membagi kebaikan pada tiga orang lainnya. Artinya jika ada orang yang berbuat baik pada kita, kita juga harus berbuat baik pada tiga orang lainnya. Dan selanjutnya tiga orang yang kita bantu tersebut, masing-masing harus menyebarkan kebaikan mereka pada tiga orang lagi. Dan begitu seterusnya… Pada akhirnya semua orang di dunia ini akan berbagi dan saling merasakan kebaikan. Teori yang sangat indah sebenarnya. Cerita yang sederhana ini terangkai dengan indah sehingga mampu mengharubiru penonton (termasuk aku :p). Meski tidak berakhir bahagia, film ini tetap membawa kesan yang dalam buat aku :)
Tapi bukan film ini yang mau aku bahas melainkan ‘teorinya’ si Haley Joel Osment. Coba kalau teori ini bisa dipraktekkan sama orang-orang di seluruh dunia. Dimana mereka saling berbagi kebaikan dan bukannya menabur kebencian. Wah… it would be a wonderful world. Tapi…mimpi kali ya!!!!!!! Susah untuk mewujudkannya. Dunia kan diisi oleh beraneka rupa manusia dengan karakternya yang berbeda-beda. Susah untuk menyatukan mereka dalam satu pemikiran, yakni berbagi kebaikan. Apalagi setiap orang punya definisi sendiri tentang ‘kebaikan.’ Mungkin menurut mereka, mereka sudah berbuat ‘baik,’ tapi muncul pertanyaan, ‘baik’ untuk siapa?
Secara sederhana kata ‘kebaikan’ sering dikonotasikan dengan perbuatan yang berguna bagi orang lain, juga bagi diri sendiri. Dulu waktu kita masih SD, sering kali kita dengar bu guru atau pak guru menasihati kita untuk berbuat baik pada sesama. Waktu pelajaran agama pun, kata-kata ini jadi kata sakti. Ya kayak password kalau mau masuk surga gitu deh… Tapi kayaknya kata-kata ini masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri. Alias ngga ‘nyangkut’ dalam otak kita :p Buktinya masih ada aja kejahatan di muka bumi ini. Ya itu tadi, karena manusia ini beraneka rupa. Ada yang ndengerin, ada yang enggak. Ada yang ‘praktekin’, ada yang ‘enggak’… Kayaknya sia-sia deh bu guru, pak guru, dan pemuka agama menyerukan kebaikan toh mereka ngga didengerin…:p Gimana mau ndengerin kalau kadang mereka yang menyerukan kebaikan tidak memberi contoh yang baik. Justru mereka malah jadi pelaku kejahatan. Lain di mulut lain di perbuatan… Bisa memberi nasihat tapi tidak bisa ‘mempraktekkannya.’ Dan kenyataannya memang begitu. Banyak yang cuma ‘omdo’ alias ‘omong doang.’
Bahkan mungkin aku salah satu di antara mereka. Dari tadi aku ngomong soal kebaikan dsbnya, tapi apa aku sendiri sudah berbuat baik? Setiap kali ingat film Pay It Forward atau mungkin cuma denger or baca tulisan itu, aku selalu bertanya sama diriku sendiri ‘sudahkan aku berbuat baik hari ini?’ Dan mayoritas jawabanku belum :p Harus kuakui kalau aku memang bukan orang baik. Kalau memang ‘kebaikan’ itu didefinisikan perbuatan yang berguna bagi orang lain, berarti aku termasuk orang yang sangat jarang menyebarkan kebaikan. Jarang sekali perbuatanku berguna bagi orang lain. Kadang hanya berguna untuk diriku sendiri, kadang malah merugikan orang lain. Itu karena aku orang yang ‘egois’ yang hanya memikirkan diri sendiri dan mementingkan diri sendiri. Gimana kita bisa berbuat baik kalau yang kita pikirkan hanya diri sendiri. Begitulah manusia… Mungkin banyak orang di luar sana yang seperti aku. Nah kalau mau jadi pengikut teori Haley Joel Osment, aku harus mengurangi ‘ke-egoisan-ku.’ Susah sih…tapi setidaknya aku berusaha untuk mulai berbuat ‘kebaikan.’ Ngga usah muluk-muluk, cukup mulai dari hal-hal yang kecil. Mulai dengan orang-orang di sekeliling kita yang tiap hari bantuin kita. Yah setidaknya show some respects for their help by saying thank you and give them a nice smile :) Percaya ngga kalau sebuah senyuman bisa berguna untuk orang lain? Dulu, aku pernah baca kalau kita memberi senyuman pada seseorang, orang tersebut akan merasa lebih bahagia. Kalau dia lebih bahagia maka dia akan lebih bersemangat dalam bekerja, dan akan menularkan semangat dan kebahagiaannya ke orang lain. Entah benar, entah tidak pendapat ini. Yang pasti aku percaya kalau orang lebih senang mendapat senyuman daripada harus menghadapi wajah masam. Coba bayangkan kalau pagi-pagi kita sudah berhadapan dengan wajah masam, wah… pasti kita jadi jengkel dan ikut uring-uringan. Jadi, daripada menularkan kejengkelan kan lebih baik menularkan keceriaan :)
Beberapa hari yang lalu aku coba mempraktekkan teori kebaikan ini. Waktu bangun pagi, aku sudah mendapat kebaikan. Satu kebaikan. Lalu dalam perjalanan menuju suatu tempat, aku mendapat satu kebaikan lagi. Dua kebaikan. Dua hal sederhana tersebut ternyata mampu menumbuhkan semangatku di pagi yang mendung itu. Aku pun tergerak untuk membagi kebaikan pada orang lain. Walau kebaikan yang aku bagi cuma sederhana, aku harap tetap berguna untuk mereka. Dan semoga mereka membagi kebaikan ke orang lain…:)
1 komentar:
Sounds like a good movie ;)
I'll add it to "my must watch movie"
Nice reference =) Keep up the good work my dear friend!
p(^^)q
Posting Komentar