Minggu, 07 September 2008

“Chick-Lit” Rasa India

For Matrimonial Purposes, Cinta Kan Datang
Pengarang : Kavita Daswani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2004
Tebal : 311 halaman

Kisah seru seorang perempuan kosmopolitan India yang terbentur dengan masalah perjodohan.
Anju, gadis India yang besar di Bombay, tumbuh dalam tradisi keluarga yang masih kolot. Sejak kecil Anju telah diajarkan bagaimana menjadi istri yang baik dan dipersiapkan untuk itu. Orangtuanya giat menjodohkan Anju dengan pria-pria India yang sesuai standar mereka. Namun perjodohan tersebut tidak ada yang berbuah manis. Jasa astrolog pun digunakan untuk memperlancar jodoh Anju. Namun tetap tidak ada hasilnya. Dan ini dianggap kegagalan bagi Anju, karena menikah bagi orang India adalah suatu kebanggaan.
Lelah dikasihani, Anju memutuskan melanjutkan studi ke Amerika. Meskipun awalnya ditentang, dengan sedikit tipuan dari astrolog kepercayaan keluarga Anju, ijin pun keluar. Di negeri impian itu Anju berhasil merintis karier sebagai humas dunia mode. Sewaktu sepupunya Nina yang berumur 22 tahun menikah, orangtua Anju semakin putus asa karena Anju yang berusia 33 tahun belum menikah. Kegiatan perjodohan pun semakin gencar dilakukan. Namun tetap gagal. Melalui pencariannya yang unik, cinta pun mendatangi Anju.
Kisah unik ini dituturkan dengan gaya bahasa khas “chick-lit” (chick-literature) yang lugas, santai namun cerdas. Selain judul ini “chick-lit” terdiri dari serangkaian judul yang berbeda pengarangnya. Judul-judul seperti The guy next door; Always The Bridesmaid; Can’t you keep a secret; Shopaholic; Wanderlust merupakan judul-judul “chick-lit” lainnya. Hampir semua cerita memiliki kesamaan. Semua kisahnya memaparkan kehidupan wanita karier yang masih lajang dan mandiri.
Berbeda dengan “chick-lit” lain yang kerap kali memaparkan kehidupan liar tokohnya. For matrimonial purposes ini, mengkarakterkan tokohnya sebagai perempuan baik-baik yang masih menjaga tradisi. Kesamaan tradisi antara Indonesia dan India membuat buku ini terasa lebih cocok dan dekat dengan kehidupan perempuan di Indonesia.
Kavita Daswani yang memang orang India asli menyelipkan beberapa kosakata dan kebiasaan India dalam buku ini. Buku ini akan menambah pengetahuan anda tentang India bukan hanya film dan goyangnya saja. Budaya India yang masih kental mewarnai kisah ini. Meskipun telah lama tinggal di negeri barat namun budaya ketimuran Anju masih melekat kuat. Mungkin ini salah satu pesan terselubung yang ingin disampaikan pengarang. Yakni jangan lupa akarmu.
Keistimewaan buku ini ada pada kisahnya yang mengangkat tradisi India yang kental dalam kehidupan perempuan kosmopolitan. Baru buku ini yang mengetengahkan budaya timur dalam “chick-lit,” kisah lainnya berlatar belakang budaya barat.
Penuturan kisah ini agak membingungkan karena ada unsur flashback. Buku yang terdiri dari sembilan belas bab ini diakhiri dengan epilog yang menjadi penutup kisah cinta Anju. Adanya kutipan kalimat dari seorang tokoh maupun buku di awal setiap bab menjadi daya tarik tersendiri. Gaya ini mengingatkan pada gaya penulisan “Chicken Soup” yang selalu mengutip kalimat di awal kisahnya.
Kelemahan buku ini terlalu menyingkat bagian akhir. Penantian Anju akan cinta seakan tergesa-gesa ditutup pengarang dengan kehadiran Rohan yang tiba-tiba. Tidak ada kejutan diakhir cerita, semuanya seakan mudah ditebak. Dari awal pengarang tidak menghadirkan kejutan yang berarti. Sama dengan “chick-lit” lainnya, si tokoh akhirnya menemukan pasangan. Ini sebenarnya tidak sesuai dengan semboyan “chick-lit” being single and happy, harusnya pengarang berani membuat ending dimana si tokoh tetap lajang. Hidup lajang bukanlah akhir dari segalanya. Orang tidaklah harus menikah untuk bahagia karena hidup sendiri pun juga bisa bahagia.
Secara keseluruhan buku ini memang cocok sebagai bacaan ringan untuk mengisi waktu luang. Kisahnya disesuaikan dengan target pembaca yaitu perempuan muda yang lajang dan mandiri:)

Tidak ada komentar: