Selasa, 16 September 2008

Technology has made the world a better place to live

Technology has played an important role in our lives nowadays. People use technology almost in all aspects of their lives. Technology has become part of our lives. From example, when we wake up then see what time it is we see our clock, clock is the example of technology. Then before we start our daily activity, we take a shower using shower, shower is another example of technology. That just simple example, I can give you more examples but what I want to emphasize is I want to show that we face technology everyday in our lives. We can not deny that we need technology. Before we talk too much about technology, I think it is better for us to know what the meaning of technology is. According to Webster’s II New Riverside Dictionary, technology is the application of scientific knowledge, and the methods and materials of applied science. In other word, we can simplify that technology includes two things, the methods and the products.
Electricity is one of the products of technology. We use electricity as our source in doing our activity. For example: we need electricity to turn on the lamp, imagine if there were no electricity, means that no lamp, we would live in the darkness. We use electricity to turn on our telephones, TV, radio, refrigerator, washing-machine, and of course computer. We have to admit that computer nowadays is our second brain, our tool to do our job. Almost every job use computer. Computers also control a lot of things, if there were no computers, we would control manually which would be difficult.
Below, I would like to describe some of the advantages of technology in some aspects.

Technology in transportation makes it easy to move from one place to another place because the invention of car, plane, ship, train, etc. It allows us to be a mobile person, and it saves our time. For example if we want to go to other country, we can use plane, which is take a very short time to travel abroad. It allows us to visit other places in a short time.

Technology in medical field has helped doctors cure their medical patients. Technology helps people live longer, I mean technology can cure some diseases, also can retard the damage of the body. For example, hemodialisa machine can help patients with kidney problem live longer because this machine can retard the damage of the kidney. This machine replaces the kidney by discard the poison in the body. In surgery, now we have the method which is called laparoscopy. This method gives more advantage than the manual surgery. Laparoscopy is different with manual surgery, we do not need long cutlet. In laparoscopy, the surgical operation does not need cutlet, it only needs very small pricks in our body. This prick is very small, only like a dot. It needs three pricks in our body, from these pricks, some kind of tube enters our body, also the camera. And the doctor does the surgery by seeing the monitor. The advantages of this method are low risk, the recovery only need a short time, painless, no scratch.

Technology in working area makes the job easier to be done. As I mentioned earlier that recently almost every job has been controlled by computer. Computer helps people do their job effectively and efficiently.

Technology in education field supports the learning process that can motivate and help the students.

Technology in household helps people do the housework. For example, we do not need to wash manually, but we can use washing machine.

Technology in communication helps people communicate and get in touch with others effectively and efficiently. For example, we can use telephones, cell phones to talk to our relatives that live in different city. By watching television, we know what happens in the world, etc.

Somehow, technology helps us in make things easy to do. Technology makes our lives be much easier to live. By technology, we can do everything easily. We need technology to support our life. I think people start to depend on technology. In other words, we can say that we can not live without technology. And of course technology has made the world a better place to live. Technology helps us to overcome the problem as a human being in the world. Technology gives us the things that we can not get from the nature. But of course we have to have a big responsibility in using technology. We have to be aware of the development of technology. As a human being, we have to remember that we are the creator of technology not the slave of technology. We have to use technology in a good purpose, not to harm others. When we use technology, we have to care about environment, animals, and other people. Do not be greedy, do not use technology as a tool to do crime or evil things. :)

A Letter for God

Dear God…
God…If you’re there. If you really exist (I hope you do) please read this.
I am writing this cos’ I don’t know how to tell You what I feel…
They say You already know it without I’m telling You, but does it really true? I don’t know…
Too many questions in my head, I wish I could find the answer but I couldn’t.
Then I turn to You, but You keep silent… What is wrong with You? Or may be I should ask myself, what’s wrong with me?
God, they say You will answer our prayer, but You didn’t answer mine. Why?
I always believe in You, I depend on You but You let me down once…and its hurt…
I won’t forget the day You did it to me…
It was like a nightmare and I wished that I could wake up and realize that it was just a dream. But it wasn’t…
It was real…as real as life…
How could You do this to me?
I was mad…angry…sad…disappointed…and I gave up on You…
I started to lose my faith on You… I thought You didn’t exist.
It took a long time to realize what’s behind this whole thing.
I knew that I’m not a child anymore.
Time to grow up. And grow up means that I have to accept reality and try to deal with Your plan, whatever it is.
May be You have Your own plan and may be it is not something that I want but I have to face it…
May be it is called grow up.
God, You are mystery…
You will always be…

Minggu, 14 September 2008

Aku dan Dunia

Dunia…satu kata sejuta makna. Setiap orang akan mengartikan kata ‘dunia’ secara berbeda. Tiap orang juga akan menggunakan kata ‘dunia’ dalam konteks yang berbeda. Sering kan kita dengar istilah ‘dunia politik,’ ‘dunia hiburan,’ ‘dunia remaja,’ ‘dunia anak,’ dsbnya. Atau dunia digunakan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat global seperti pada istilah ‘piala dunia.’ Tulisan ini tidak bermaksud membahas kata ‘dunia’ dari segi bahasa, jadi kita sudahi saja perbincangan mengenai penggunaan kata ‘dunia’ dalam berbagai konteks.
Supaya tidak melenceng kemana-mana, aku mau mempersempit kata dunia yang aku gunakan dalam tulisan ini. Dunia yang kumaksud disini adalah dunia dimana aku hidup termasuk orang-orang di sekitarnya. Dunia dimana aku menjalani kehidupan sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain. Termasuk masyarakat dimana aku hidup berikut dengan norma peraturan dan segala tetek-bengek tentangnya.
Sebagai penghuni dunia kadang aku merasa kalau aku hidup dalam dunia yang berseberangan. Aku tidak selalu sepaham dengan dunia. Dunia dimana aku hidup terlalu ‘hipokrit’ dan terlalu ‘mendikte.’ Dunia dimana aku hidup adalah dunia yang sangat tidak bersahabat. Dunia yang memakai topeng dan enggan melepaskan topengnya. Dunia yang penuh kepalsuan.
Ini semua karena dunia dibentuk oleh orang-orang yang ‘hipokrit,’ orang-orang sok pintar yang merasa diri mereka paling benar. Orang-orang yang suka mendikte, suka mengatur namun tidak suka diatur dan suka ikut campur. Mereka yang hanya bisa membuat peraturan tapi tidak bisa mematuhi peraturan. Mereka yang egois namun mengaku berjiwa sosial. Mereka yang bertindak sebagai Tuhan.
Kadang aku muak dengan dunia…Aku muak dengan dunia yang ‘mendikteku.’ Memintaku menjadi seseorang yang bukan aku. Dunia yang tidak bisa menerima fakta bahwa aku ‘berbeda,’ fakta bahwa semua orang itu ‘berbeda.’ Dunia yang terlalu mengatur. Dunia yang tidak menghargai kesetaraan dan Hak Asasi Manusia.Mereka yang mengaku sebagai penjunjung HAM nyatanya hanya bisa ‘berkoar’ tapi tidak bisa menghargai HAM. Kepalsuan yang aku lihat dalam dunia ini layaknya sebuah sandiwara dengan ‘orang-orang sok berkuasa’ sebagai sutradaranya. Sungguh sangat memuakkan…
Tapi itulah dunia. Dunia yang aku hadapi, aku lihat, dan aku rasakan. Aku hanyalah satu dari sekian banyak orang yang mencoba bertahan dalam dunia ini. Aku hanyalah sesosok kecil dalam dunia yang besar. Aku tidak suka didikte, tidak suka diatur, tidak suka dikekang. Aku ingin bebas, bebas menjadi diriku sendiri, bebas memilih, bebas melakukan apa pun. Aku tidak suka orang menyampuri urusanku. Tapi sayangnya aku tidak bisa sebebas itu, karena aku hidup di ‘dunia nyata,’ Aku tidak hidup sendiri, aku hidup bersama orang lain.
Namun aku tidak menyerah. Aku akan melawan dunia jika mereka memojokkanku. Aku akan meraih kebebasanku dan menciptakan duniaku. Dunia dimana aku bisa merasa nyaman dan tak ada seorang pun yang menggangguku karena aku juga tak akan mengganggu mereka.
Jika dunia mulai memusuhiku, aku akan berlari ke duniaku. Masuk ke dalam duniaku, dan tinggal sendiri di dalamnya. Tak ada yang bisa masuk karena pintu duniaku tertutup untuk orang lain. Sayangnya itu semua hanya ada dalam khayalanku. Duniaku hanya ada dalam imajinasiku, dalam pikiranku. Aku tetap harus menghadapi dunia yang sesungguhnya walau terkadang aku memilih melarikan diri dalam duniaku…

Selasa, 09 September 2008

Kakak Yang Selalu Ingin Tahu

Kata orang banyak saudara itu enak, banyak yang nolongin kalo lagi susah. Makanya banyak anak tunggal yang pengen punya saudara. Katanya sih kalau jadi anak tunggal itu suka kesepian di rumah. Wah berbanding terbalik dengan aku dong... Kebetulan aku lahir di tengah-tengah keluarga besar. Aku punya dua kakak cewek dan dua kakak cowok. Komplet kan? :p
Seru lho punya keluarga besar, kalau semua kumpul di rumah, wah ramenya ngga ketulungan...pasar aja kalah. Biasanya sih rame berantem.he3... Maklumlah yang namanya punya saudara kan harus berbagi, nah kadang ada yang ngga mau ngalah. Ngotot mau menang sendiri. Jadinya ya berantem d... Makanan sehari-hari tuh.
Tapi yang mau aku bagi disini bukan masalah berantem itu, cuma aku mau bagi pengalaman ngadepin kakak cowok yang dari luar sok cool dan sok cuek tapi dalemnya pengen tahuuuuuu terussss. Maklumlah namanya juga cowok suka sok ngga peduli padahal penasaran gitu d...
Yang namanya punya saudara itu, mau ngga mau harus berbagi. Mulai dari berbagi kasih sayang orang tua sampai berbagi hal yang kecil kayak berbagi tempat, tv, makanan,dsbnya...hehehe... Soal berbagi sih ngga masalah buat aku, karena dari kecil udah terbiasa dengan itu semua. Tapi yang sering bikin gerah itu kalau mulai kakak-kakak pengen tahu urusanku.
Sebel? Udah pasti itu aku rasain. Gimana ngga sebel kalau mereka selalu aja pengen tahu. Selalu ikut-ikutan nimbrung kalau lagi ngobrol sama kakak cewek. Padahal kan masalah cewek gitu lho...
Yang paling bikin sebel kalau dua kakak cowokku semena-mena keluar masuk kamar, ikut-ikutan nguping kalau kita lagi nggosip, dan yang paling parah kalau mulai lihat-lihat lemari rahasia kita (tempat kita nyimpen barang-barang rahasia :p) trus nglihatin isinya, kalau ada kartu atau surat dibaca. Waduhhhhh...bikin emosi tingkat tinggi tuh...Kalau diusir malah ketawa-ketawa njengkelin...Huhhhhh.......Dasar!!!
Tapi itu dulu sih... Sekarang udah ngga separah itu kok. Masih suka ikut nimbrung gosip, masih suka keluar masuk kamar, masih suka pinjem buku ngga balikin, tapi udah ngga berani lihat yang rahasia2 lagi...Hehehe... Kalau sampai berani... Balasannya lebih kejam... :p
Mungkin emang yang namanya kakak itu dimana2 sama aja. Selalu pengen tahu kehidupan adiknya. Entah karena peduli atau cuma ngga ada kerjaan lain... Who knows? Cuma mereka yang tahu. Terlepas dari itu, mereka tetaplah kakak kita. Mau nyebelin, njengkelin, nyenengin... terima aja apa adanya. Toh Tuhanlah yang memilih mereka untuk jadi saudara kita. Bukan kita yang memilih.
Walaupun menerima mereka apa adanya bukan berarti juga kita ngga boleh kesel sama mereka. Mau kesel sah2 aja kok. Bahkan jujur aja tulisan ini aku buat saat aku sedang kesal dengan kakakku. Gara-garanya sepele, waktu aku lg bikin tulisan buat ngisi blogku ini, kakakku ikut-ikutan lihat, berdiri di belakangku trus komentar-komentar yang ngga penting. Paling males kalau lagi ngerjain sesuatu trus ada orang yang berdiri di belakangku terus komentar... Malah mood nulisnya ngga jadi keluar d...

Minggu, 07 September 2008

“Chick-Lit” Rasa India

For Matrimonial Purposes, Cinta Kan Datang
Pengarang : Kavita Daswani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2004
Tebal : 311 halaman

Kisah seru seorang perempuan kosmopolitan India yang terbentur dengan masalah perjodohan.
Anju, gadis India yang besar di Bombay, tumbuh dalam tradisi keluarga yang masih kolot. Sejak kecil Anju telah diajarkan bagaimana menjadi istri yang baik dan dipersiapkan untuk itu. Orangtuanya giat menjodohkan Anju dengan pria-pria India yang sesuai standar mereka. Namun perjodohan tersebut tidak ada yang berbuah manis. Jasa astrolog pun digunakan untuk memperlancar jodoh Anju. Namun tetap tidak ada hasilnya. Dan ini dianggap kegagalan bagi Anju, karena menikah bagi orang India adalah suatu kebanggaan.
Lelah dikasihani, Anju memutuskan melanjutkan studi ke Amerika. Meskipun awalnya ditentang, dengan sedikit tipuan dari astrolog kepercayaan keluarga Anju, ijin pun keluar. Di negeri impian itu Anju berhasil merintis karier sebagai humas dunia mode. Sewaktu sepupunya Nina yang berumur 22 tahun menikah, orangtua Anju semakin putus asa karena Anju yang berusia 33 tahun belum menikah. Kegiatan perjodohan pun semakin gencar dilakukan. Namun tetap gagal. Melalui pencariannya yang unik, cinta pun mendatangi Anju.
Kisah unik ini dituturkan dengan gaya bahasa khas “chick-lit” (chick-literature) yang lugas, santai namun cerdas. Selain judul ini “chick-lit” terdiri dari serangkaian judul yang berbeda pengarangnya. Judul-judul seperti The guy next door; Always The Bridesmaid; Can’t you keep a secret; Shopaholic; Wanderlust merupakan judul-judul “chick-lit” lainnya. Hampir semua cerita memiliki kesamaan. Semua kisahnya memaparkan kehidupan wanita karier yang masih lajang dan mandiri.
Berbeda dengan “chick-lit” lain yang kerap kali memaparkan kehidupan liar tokohnya. For matrimonial purposes ini, mengkarakterkan tokohnya sebagai perempuan baik-baik yang masih menjaga tradisi. Kesamaan tradisi antara Indonesia dan India membuat buku ini terasa lebih cocok dan dekat dengan kehidupan perempuan di Indonesia.
Kavita Daswani yang memang orang India asli menyelipkan beberapa kosakata dan kebiasaan India dalam buku ini. Buku ini akan menambah pengetahuan anda tentang India bukan hanya film dan goyangnya saja. Budaya India yang masih kental mewarnai kisah ini. Meskipun telah lama tinggal di negeri barat namun budaya ketimuran Anju masih melekat kuat. Mungkin ini salah satu pesan terselubung yang ingin disampaikan pengarang. Yakni jangan lupa akarmu.
Keistimewaan buku ini ada pada kisahnya yang mengangkat tradisi India yang kental dalam kehidupan perempuan kosmopolitan. Baru buku ini yang mengetengahkan budaya timur dalam “chick-lit,” kisah lainnya berlatar belakang budaya barat.
Penuturan kisah ini agak membingungkan karena ada unsur flashback. Buku yang terdiri dari sembilan belas bab ini diakhiri dengan epilog yang menjadi penutup kisah cinta Anju. Adanya kutipan kalimat dari seorang tokoh maupun buku di awal setiap bab menjadi daya tarik tersendiri. Gaya ini mengingatkan pada gaya penulisan “Chicken Soup” yang selalu mengutip kalimat di awal kisahnya.
Kelemahan buku ini terlalu menyingkat bagian akhir. Penantian Anju akan cinta seakan tergesa-gesa ditutup pengarang dengan kehadiran Rohan yang tiba-tiba. Tidak ada kejutan diakhir cerita, semuanya seakan mudah ditebak. Dari awal pengarang tidak menghadirkan kejutan yang berarti. Sama dengan “chick-lit” lainnya, si tokoh akhirnya menemukan pasangan. Ini sebenarnya tidak sesuai dengan semboyan “chick-lit” being single and happy, harusnya pengarang berani membuat ending dimana si tokoh tetap lajang. Hidup lajang bukanlah akhir dari segalanya. Orang tidaklah harus menikah untuk bahagia karena hidup sendiri pun juga bisa bahagia.
Secara keseluruhan buku ini memang cocok sebagai bacaan ringan untuk mengisi waktu luang. Kisahnya disesuaikan dengan target pembaca yaitu perempuan muda yang lajang dan mandiri:)

Pay it Forward

Masih ingat film pay it forward? Film drama yang dibintangi Haley Joel Osment, Helen Hunt dan Kevin Spacey ini bercerita tentang seorang anak yang mengajukan teori unik tentang kebaikan. Si anak yang diperankan dengan baik oleh Haley Joel Osment berpendapat jika kita mendapat kebaikan dari seseorang, maka kita harus membagi kebaikan pada tiga orang lainnya. Artinya jika ada orang yang berbuat baik pada kita, kita juga harus berbuat baik pada tiga orang lainnya. Dan selanjutnya tiga orang yang kita bantu tersebut, masing-masing harus menyebarkan kebaikan mereka pada tiga orang lagi. Dan begitu seterusnya… Pada akhirnya semua orang di dunia ini akan berbagi dan saling merasakan kebaikan. Teori yang sangat indah sebenarnya. Cerita yang sederhana ini terangkai dengan indah sehingga mampu mengharubiru penonton (termasuk aku :p). Meski tidak berakhir bahagia, film ini tetap membawa kesan yang dalam buat aku :)
Tapi bukan film ini yang mau aku bahas melainkan ‘teorinya’ si Haley Joel Osment. Coba kalau teori ini bisa dipraktekkan sama orang-orang di seluruh dunia. Dimana mereka saling berbagi kebaikan dan bukannya menabur kebencian. Wah… it would be a wonderful world. Tapi…mimpi kali ya!!!!!!! Susah untuk mewujudkannya. Dunia kan diisi oleh beraneka rupa manusia dengan karakternya yang berbeda-beda. Susah untuk menyatukan mereka dalam satu pemikiran, yakni berbagi kebaikan. Apalagi setiap orang punya definisi sendiri tentang ‘kebaikan.’ Mungkin menurut mereka, mereka sudah berbuat ‘baik,’ tapi muncul pertanyaan, ‘baik’ untuk siapa?
Secara sederhana kata ‘kebaikan’ sering dikonotasikan dengan perbuatan yang berguna bagi orang lain, juga bagi diri sendiri. Dulu waktu kita masih SD, sering kali kita dengar bu guru atau pak guru menasihati kita untuk berbuat baik pada sesama. Waktu pelajaran agama pun, kata-kata ini jadi kata sakti. Ya kayak password kalau mau masuk surga gitu deh… Tapi kayaknya kata-kata ini masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri. Alias ngga ‘nyangkut’ dalam otak kita :p Buktinya masih ada aja kejahatan di muka bumi ini. Ya itu tadi, karena manusia ini beraneka rupa. Ada yang ndengerin, ada yang enggak. Ada yang ‘praktekin’, ada yang ‘enggak’… Kayaknya sia-sia deh bu guru, pak guru, dan pemuka agama menyerukan kebaikan toh mereka ngga didengerin…:p Gimana mau ndengerin kalau kadang mereka yang menyerukan kebaikan tidak memberi contoh yang baik. Justru mereka malah jadi pelaku kejahatan. Lain di mulut lain di perbuatan… Bisa memberi nasihat tapi tidak bisa ‘mempraktekkannya.’ Dan kenyataannya memang begitu. Banyak yang cuma ‘omdo’ alias ‘omong doang.’
Bahkan mungkin aku salah satu di antara mereka. Dari tadi aku ngomong soal kebaikan dsbnya, tapi apa aku sendiri sudah berbuat baik? Setiap kali ingat film Pay It Forward atau mungkin cuma denger or baca tulisan itu, aku selalu bertanya sama diriku sendiri ‘sudahkan aku berbuat baik hari ini?’ Dan mayoritas jawabanku belum :p Harus kuakui kalau aku memang bukan orang baik. Kalau memang ‘kebaikan’ itu didefinisikan perbuatan yang berguna bagi orang lain, berarti aku termasuk orang yang sangat jarang menyebarkan kebaikan. Jarang sekali perbuatanku berguna bagi orang lain. Kadang hanya berguna untuk diriku sendiri, kadang malah merugikan orang lain. Itu karena aku orang yang ‘egois’ yang hanya memikirkan diri sendiri dan mementingkan diri sendiri. Gimana kita bisa berbuat baik kalau yang kita pikirkan hanya diri sendiri. Begitulah manusia… Mungkin banyak orang di luar sana yang seperti aku. Nah kalau mau jadi pengikut teori Haley Joel Osment, aku harus mengurangi ‘ke-egoisan-ku.’ Susah sih…tapi setidaknya aku berusaha untuk mulai berbuat ‘kebaikan.’ Ngga usah muluk-muluk, cukup mulai dari hal-hal yang kecil. Mulai dengan orang-orang di sekeliling kita yang tiap hari bantuin kita. Yah setidaknya show some respects for their help by saying thank you and give them a nice smile :) Percaya ngga kalau sebuah senyuman bisa berguna untuk orang lain? Dulu, aku pernah baca kalau kita memberi senyuman pada seseorang, orang tersebut akan merasa lebih bahagia. Kalau dia lebih bahagia maka dia akan lebih bersemangat dalam bekerja, dan akan menularkan semangat dan kebahagiaannya ke orang lain. Entah benar, entah tidak pendapat ini. Yang pasti aku percaya kalau orang lebih senang mendapat senyuman daripada harus menghadapi wajah masam. Coba bayangkan kalau pagi-pagi kita sudah berhadapan dengan wajah masam, wah… pasti kita jadi jengkel dan ikut uring-uringan. Jadi, daripada menularkan kejengkelan kan lebih baik menularkan keceriaan :)
Beberapa hari yang lalu aku coba mempraktekkan teori kebaikan ini. Waktu bangun pagi, aku sudah mendapat kebaikan. Satu kebaikan. Lalu dalam perjalanan menuju suatu tempat, aku mendapat satu kebaikan lagi. Dua kebaikan. Dua hal sederhana tersebut ternyata mampu menumbuhkan semangatku di pagi yang mendung itu. Aku pun tergerak untuk membagi kebaikan pada orang lain. Walau kebaikan yang aku bagi cuma sederhana, aku harap tetap berguna untuk mereka. Dan semoga mereka membagi kebaikan ke orang lain…:)

Kamis, 04 September 2008

The Day Bul-bul Passed Away

I have a sad story in my life. I would never forget that moment. About 5 years ago, I had three dogs. I always have dogs since I was 7 years old because I love dogs a lot. At that time, I had two male dogs and female one. I called them Cokie, Gembul, and Bul-bul. Bul-bul was still a baby, about 3 months. I liked him very much. He was very nice and friendly. He had brown and thick fur. He was fat but active. He was very adorable. I like to play with him. I really enjoyed spending my time with him.
Until one day, on a beautiful morning a tragedy happened. As usual, when morning came my dad was going jogging around our neighborhood. When he walked to our gate, he found our three dogs lied on the ground. They were all dying. Immediately, my dad called my mom and my brother. Because of the noisy voice I heard, I woke up too.
I was shocked when I saw all of them were dying. I cried because I didn’t want them to die. Then, my brother found that someone had poisoned them. Someone tried to kill my dogs. My brother found some mysterious powder in some chicken that they had eaten. We guessed someone put poison on it and threw it into our front yard and unfortunately, our dogs ate it. We didn’t know what his intention giving poison to our dogs was, but we assumed whoever did it was someone who hates dogs.
That was early in the morning, we could not go to the veterinarian. I held Bul-bul wit my arm and caressing his fur. He seemed very suffered and weak. I knew that he would die, but I couldn’t let him go. He was a very lovely, and I loved him very much. But, in a short time, he passed away in a very poor condition… I was very sad 
Fortunately, Cokie and Gembul could survive, they were alive. My brother said Cokie and Gembul survived because they were older than Bul-bul so they were stronger, but Bul-bul was just a baby, younger and weaker. This incident made me feel unhappy.
I was wondering why Bul-bul passed away so soon, why he left me. I still remembered the day before Bul-bul passed away. I had spent an afternoon with him. I remembered, I sat in a chair, I was reading comics and Bul-bul was next to me. He accompanied me. He sat near me. I never imagined that was my last time with him. That was the last time I could spend my time playing with Bul-bul.
Until now, I still feel bad about that moment. I always wonder what he looks like if he is still alive.

The Lord of The Rings trilogy

Each of the stories is very spectacular!!! I am not just talking about the setting but the story itself is such a good story. No wonder they won Oscar.
The story begins in a small village in Shire (it was somewhere in middle earth) where a young hobbit named Frodo Baggins inherited a sacred ring that have a strong power from his beloved uncle. In order to protect the Ring from The evil Sauron who wants the ring for himself (he wants to use the power to rule the world), Frodo must undergo a long journey that full of dangers to Mordor. He has to destroy the Ring by throwing it into the Mountain. Since it is a dangerous journey, Frodo is not alone. His friends accompany him. They are Sam (a very loyal friend, if you have such a nice friend like him, I am sure you will feel secure :p), Merry and Pippin (who look like twins), Gandalf, Legolas (an elf, I think he looks like metro sexual :p), Gimli (a dwarf), Boromir, and last but not least Aragorn. That is why they called as The Fellowship of The Ring. On the way to Mordor, they face danger and adventure.
I recommend you to watch those three movies, The Fellowship of The Ring, The Two Towers, and The Return of The King, if you have not watched it yet. The Lord of The Rings is adapted from the books written by J. R. R Tolkien in 1930s - 1940s and the first volume was published in 1954. I have ever watched in a TV program saying that actually the story was inspired by the situation at that time. Some characters created by J. R. R Tolkien were based on some real characters lived at that time. I do not know whether it is true or not, but text (in this matter the story) is always interconnected with the situation and condition around it. May be if I had a chance to interview Mr. Tolkien, I would ask him about this :)
Overall, we can get many lessons from the movies, such as friendship, trust, loyalty, and betrayal. I give two thumbs up for the movies…:)

Pagi yang meyesakkan...

Pagi ini...dunia terasa berbeda...
Ketika aku membuka mata, semua terlihat tak sama. Mendung pagi nan kelabu yang menyambutku... Rasa malas semakin mengghinggapiku, namun aku tak boleh menyerah, dengan enggan kuayunkan langkahku menyambut hari baru...
Awan kelabu yang menaungi langkahku semakin memperburuk suasana hatiku...Tapi aku tidak sendiri...Ada banyak orang lalu lalang disana dengan segala kegundahan yang mereka rasakan.
Ada yang terasa aneh pagi ini. Jalanan tidak seperti biasanya, rame, padat, bahkan beberapa petugas berseragam berjejer layaknya prajurit menyambut raja. Ada apa dengan pagi ini?
Siapa gerangan yang mereka sambut?
Aku tak tahu...yang aku tahu pagi ini terasa begitu menyesakkan...